Senin, 27 Januari 2014

Bencana? Kehendak Tuhan atau Kebodohan Manusia

Bencana tak henti-hentinya menghantui negeri ini. Baru saja tersiar kabar kalo Gunung Sinabung meletus. Belum sempat tuntas penanganannya Banjir kembali menerjang Jakarta, bukan hanya jakarta saja tapi hampir semua wilayah di Jawa dan sebagian diluar Jawa terkena banjir. Banjir juga belum ditangani dengan maksimal, gempa bumi menghancurkan rumah-rumah di Kebumen dan sekitarnya. Dan masih banyak bencana lainnya. Mungkin bencana-bencana diatas disebabkan oleh kebodohan manusia itu sendiri.
Manusia memang mahluk paling sempurna didunia ini, diberi akal dan hawa nafsu. Manusia diberi akal pikiran untuk berfikir, tapi manusia seolah-olah tidak menggunakan akal pikirannya untuk memikirkan alam ini. Mereka terus saja mengambil Sumber daya alam ini semaunya. Mereka tidak pernah puas dengan apa yang sudah mereka miliki. Mereka terus saja mengambil sumber daya alam ini tanpa perhitungan. Tetapi yang lebih parah lagi mereka mengambil sumber daya alam ini tanpa memberi timbal balik kepada alam, masih merusak pula! Mereka tidak berfikir keseimbangan alam ini dan akan diberi apa anak cucu mereka kelak? hanya uang saja mungkin yang di otak mereka.
Uang itu tidak bisa dimakan bro, uang tidak bisa membuat kita kenyang!!
Sekarang mungkin alam telah murka kepada kita, sekarang alam membalas semua perbuatan kita yang sewenang-wenang tehadap alam! Alam ini tidak bisu/buta bro!! Alam ini juga bisa merasakan perbuatan kita terhadapnya, alam ini juga bisa membalas apa yang kita lakukan.
Gunung Sinabung yang terus mnyemburkan lava dan awan panas, itu mungkin kehendak dari Tuhan. Terus Gempa Bumi itu juga kehendak Tuhan, kedua itu memang gejolak alam dan kehendak Tuhan. Tapi kalo Banjir? Tanah longsor? Ataupun cuaca ekstrim? Itu juga difatwa karena kehendak Tuhan? Yang bilang begitu BODOH! Semua itu sudah dijelaskan pada Al Qur'an QS Ar Rum 41-42 bro! Disitu tertulis jelas bahwa kerusakan didunia ini akibat manusia sendiri, dan Allah SWT akan menurunkan azab/bencana agar manusia merasakan akibat perbuatannya. Jadi sudah jelas bahwa bencana itu akibat perbuatan manusia sendiri.
Banjir, tanah longsor, cuaca ekstrim ini memang bencana, semua ini tak akan terjadi jika kita lebih bijak kepada alam dan selalu merawatnya bro!
Alam sudah memberikan semuanya untuk kita bro, waktunya kita berikan yang terbaik juga untuk alam ini. Jika tak mampu merawat mungkin tidak merusak saja sudah cukup! 
Kita tidak diwariskan alam oleh nenek moyang kita, kita hanya meminjam alam ini dari anak cucu kita!
Salam lestari!

Rabu, 22 Januari 2014

Jalur Pendakian Gunung Merapi



Gunung Merapi sebuah gunung yang terletak di tiga kabupaten dan dua Provinsi, yaitu Kabupaten Boyolali dan Magelang Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman Provinsi DIY. Gunung Merapi adalah salah satu gunung terkenal di Indonesia bahkan terkenal didunia karena salah satu gunung teraktif didunia. 2-3 tahun sekali gunung ini meletus dengan skala kecil dan 10-15 tahun gunung ini meletus dengan skala besar.
Pada tanggal 14-15 September 2013 aku mendaki gunung ini. Aku mendaki dengan teman sekolahku tapi tidak ada satupun dari mereka yang seangkatan denganku. Aku mendaki dengan kakak kelasku karena tidak ada teman seangkatanku yang suka mendaki. Memang aku suka mendaki gunung dengan yang lebih tua dariku karena alasan tidak ada teman seangktan juga karena jika aku mendaki dengan yang lebih tua tentu saja karena mereka lebih pengalaman dan lebih mengetahui medan serta jalur pendakian, sehingga meminimalkan resiko tersesat di gunung. Aku mendaki dengan 8 orang dan semua itu laki-laki hahaha.
Rencananya kami berangkat dari Kota Salatiga jam 4 tapi molor karena pada telat datang. Semua team sudah lengkap saat pukul 16.30. Tapi kami juga tak kunjung berangkat, karena masih melengkapi persediaan logistik. Akhirnya kami berangkat dari Salatiga pukul 17.00 dengan naik motor. Kami sampai di basecamp sekitar pukul 18.15. Kami mendata diri masing-masing.Motor kami kami parkir di New Selo, karena lebih dekat dengan puncak, tapi parkiran ditempat ini outdoor. Setelah motor kami parkir, kami mencari asupan energi (makanan) agar tidak kelelahan saat mendaki.

Pukul 19.15 kami mulai mendaki, melanjutkan perjalanan dengan melewati jalan setapak kecil yang berada disamping tempat ini menuju pos Tugu I. jalur yang kami lewati masih didominasi ladang penduduk dengan medan batuan kecil dan tanah yang pada musim kemarau akan sangat berdebu. saya sarankan anda melakukan pendakian pada musim kemarau, sebaiknya anda menggunakan masker dan baju berlengan panjang. Banyak terdapat percabangan jalur di sepanjang trek pendakian, tapi berujung pada jalur yang sama.Di Pos Tugu I ini terdapat sebuah tugu yang letaknya berada di sebuah punggungan, tingginya sekitar 1,5 meter.
Dari Pos I Perjalanan dilanjutkan menuju Pos Tugu II, dengan jalur yang curam dan penuh bebatuan besar. Kami sampai ditempat ini pukul 20.30. Di pos ini juga terdapat sebuah tugu, sama seperti di pos sebelumnya. Dari sini anda tinggal memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk menuju pasar bubrah. Tapi kami sampai pasar bubrah pukul 22.00 karena kebanyakan istirahat.
Medan pendakian masih serupa dengan medan pendakian sebelumnya. Menjelang pasar bubrah akan melewati sebuah beberapa memoriam yang berada pada sebuah dataran yangmenjadi puncak sebuah punggungan. Dari sini tinggal turun menuju pasar bubrah.Pasar bubrah berada pada sebuah lembahan yang dipenuhi batu - batu besar yang berserakan. Disini kami mendirikan Tenda, karena batu yang besar dapat menghalangi terpaan angin atau badai. Kami bangun pukul 4, tapi kami memutuskan untuk mengisi bahan bakar dulu karena kami akan Summit Attack. Setelah bahan bakar terisi kami mulai untuk summit attack.

Dari sini juga terlihat 2 buah puncak. Disebelah kiri anda adalah jalur menuju kawah woro.Dan di hadapan kami adalah jalur yang menuju ke puncak. Dari pasar bubrah menuju puncak memerlukan waktu sekitar 1 jam dengan jalur yang sangat curam dan pasir. Medan yang akan dihadapi adalah pasir dan berbatu yang mudah longsor. kerhati - hatian sangat diperlukam karena angin kencang bisa datang setiap waktu.
Begitu juga dengan bahaya longsoran batu yang mungkin terinjak oleh pendaki diatas. Tepat puku 05.30 kami menginjak puncak Merapi, tapi sayang kami tidak bisa menapaki puncak garuda, karena puncak yang menjadi kebanggaan Gunung Merapi ini hilang ketika Merapi meletus tahun 2010 lalu.
Pendakian dari Selo menuju ke puncak gunung merapi memakan waktu 5-6 jam dan turunnya membutuhkan waktu 2 - 4 jam per jalanan.

Kamis, 16 Januari 2014

Salatiga Kota Kecil yang Bermakna

Kota kelahiranku sebenarnya bukan di Salatiga, Aku dilahirkan di Kabupaten Semarang. Salatiga hanya sebuah Kota kecil, kalah populer jika dibanding Kota Semarang, Kota Solo ataupun Kota Magelang. Tidak ada yang menonjol dikota ini, tidak ada pariwisata atau bentang alam yang menjadi daya tarik dikota ini. Mungkin hanya Gunung Merbabu dan Universitas Satya Wacana saja yang membuat kota ini lebi dikenal oleh sebagian masyarakat luar daerah. Tapi aku tidak akan menceritakan Kota Salatiga ini, karena aku memiliki cerita hidupku sendiri. Cerita yang belum tentu setiap orang memilikinya.
Masa remajaku saat ini mungkin akan kuhabiskan ditempat ini. Masa SMPku sudah kuhabiskan ditempat ini selama 3 tahun. Masa SMAku juga sudah aku jalani 1,5 tahun di kota ini. 4,5 tahun di kota ini, banyak hal dan kenangan yang kudapat dikota ini. Suatu saat mungkin aku akan merindukan kota ini, saat aku sudah meninggalkannya atau mungkin juga aku akan tetap tinggal disini dan mengukir namaku ditempat ini, mungkin waktu saja yang akan menjawabnya.
Di Kota ini aku mulai mengenal arti hidup yang sebenarnya. Aku dididik dikota ini, kota kecil ini yang mengajariku tentang berbagai hal didunia ini yang belum aku mengerti sebelumnya. Dari kota inilah aku mulai mengenal arti pertemanan sebenarnya, teman sejati yang selalu menemaniku disaat sedih dan senang ataupun teman yang hanya datang ketika sedang senang saja.
Dari kota ini aku mulai mengenal jatuh cinta dengan lawan jenis dan juga sakit hati karena cinta.
Kota yang telah membuka mataku tentang luasnya dunia ini.
Dari sinilah aku mulai menemukan jati diriku, jati diri yang mungkin sulit kutemukan ditempat lain.
Dari Kota inilah seorang anak desa mulai merajut mimpi-mimpinya, sebuah mimpi yang akan membuatnya jadi manusia sebenarnya.
Sekali lagi kota ini yang telah mewujudkan sebagian mimpi-mimpi kecilku.
Kota kecil inilah yang telah mengajariku semua itu, kota yang tak akan pernah aku lupakan sampai akhir hayatku nanti. Entah kapan aku bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi kota ini, karena kota ini telah mengajarkan semua hal yang belum pernah aku ketahui sebelumnya. Karena hidup ini yang terpenting adalah apa yang bisa kita berikan pada dunia ini, bukan apa yang dunia berikan kepada kita. Jika kita tidak bisa memberikan sesuatu kepada dunia ini berarti kita sudah gagal dalam hidup. Tapi suatu saat nanti pasti aku akan berikan sesuatu kepada kota ini!
Salam Lestari